Selasa, 08 November 2011

Jaka Tingkir Jadi Khotib Idul Adha di Balaikota Bogor

Source : www.kotabogor.go.id

Minggu, 06 November 2011
ImageKhutbah sholat Idul Adha 1432 hijriah di Plaza Balaikota Bogor, Minggu (6/11/2011) pagi. menampilkan KH. Ihya Ulumuddin pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Jakarta.
 
Kiyai berambut gondrong yang dijuluki Jaka Tingkir ini tampil mengenakan pakaian unik, berselendangkan sorban dan mengenakan kopiah ala Turki. Tak heran kehadiran kiyai yang sengaja diundang oleh PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Kota Bogor ini mengundang perhatian jamaah yang hadir.

Sholat Idul Adha di Plaza Balaikota yang dimulai pukul 06.45 wib diikuti Walikota Bogor Diani Budiarto, Ketua DPRD Mufti Faoqi, Muspida, Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan, para Asisten dan Pimpinan SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) Kota Bogor.

Jamaah sholat idul Adha sudah mulai berdatangan ke Plaza Balaikota Bogor sejak pukul 06.00.  Tepat pukul 06.45 sholat Idul Adha dimulai,  Ust Asep Imam Masjid Attaqwa Balaikota Bogor yang menjadi Muroqi atau bilal mengawali sholat Idul Adha dengan mengumdangkan takbir seraya mengajak seluruh jamaah untuk memukai sholat sunat Idul Adha.  Bertindak sebagai Imam  Ust Abdul Mu’min Mazza pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Attaufiq Cimanggu Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.
 
Dalam khutbahnya Jaka Tinggir mengupas tentang ibadah haji dan ibadah qurban.  “ Di hari Raya Idul Adha kita disyariatkan untuk berkurban, bahkan menurut Imam Abu Hanifah berkurban hukumnya wajib bagi yang mampu,  karena tujuan dari berkurban untuk melapangkan diri sendiri, keluarga dan saudara–saudara kita kaum yang lemah yang ada dilingkungannya masing –masing, “ kata Jaka Tingkir.

Image

Jaka Tingkir menegaskan, bahwa agama Islam tidak mengajarkan  hidup berkenyang ria, sementara ada sebagian masyarakat yang hidup didalam penderitaan kesulitan didalam kehidupannya.  “Karena itu kita dianjurkan dan selau diingatkan untuk selalu berkurban untuk kepentingan agama Islam, “ ujarnya.

Tentang Ibadah haji pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Jakarta ini mengatakan, ibadah haji merupakan ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengorbankan harta dan jiwa raga.

Oleh karena itu sangat disayangkan apabila ibadah haji sampai tidak tidak diterima oleh Allah SWT, alias tidak mabrur. Sebab, fahala haji yang mabrur adalah surga.  Makanya, kepada umat Islam yang telah melaksanakan ibadah haji harus menjaga kemabruran hajinya. Artinya, harus ada perubahan dari prilaku kehidupan sehari-hari dari sebelum bertitel haji,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Jaka Tingkir juga mengajak kepada umat Islam yang sudah mampu untuk tidak menunda-nunda berangkat menunaikan ibadah haji “Apabila ada orang sudah mampu tapi tidak mau juga berangkat menunaikan ibadah haji, maka kata  Rasulullah SAW silahkan pilih mau mati Yahudi atau mati dalam keadaan Nasrani. “ Jika orang sudah mampu, maka wajib hukumnya untuk segera berangkat menunaikan ibadah haji, “ tukasnya. (yan/gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar